Monday 6 June 2016

Untuk ketiga kalinya...


Have you already got the new and great news about me..??? Berita yang lagi nge-hitz di dan diperbincangkan orang2? Hmm.. sape guweehh.. hiihihiii..

Nahh,, pertama kali saya mendengar kabar ini juga kageeet. Antara shock tak percaya, lemes, agak seneng, tapi banyak bingungnya. Fufufu.. Allah sudah berkehendak, maka kita jalani saja. Tapi saat benar2 tak menduganya, dan di saat kami masih serabutan, galau juga rasanya. Walaupun kami pastilah bersenang hati mendapat rahmat ini.

Rahmat itu ialah calon bayi di dalam perut saya.. *towel dedek bayi
Iyaa..benar..calon anak ketiga kami.. =’)
Woww,, di usia saya yang masih unyu, baru 27 tahun, sudah akan memiliki 3 anak.
Ehm,, I just still cant believe it till now. Just like im dreaming in dreamland..
Berasa masih mimpi aja..

Ya, karena saya merasa belum siap untuk ini.. >.<
Anak kedua masih unyu2, masih setahun. Menggenapkan asi 2 tahun saja belum lulus,, Rumah yang serba mungil ini, yg hanya 50 meter, esok akan dihuni oleh 7 manusia harimau,, *eh emang sinetron!? Kami sekeluarga berlima, plus 2 asisten.. Wow,,ga kebayang.. bakal sepenuh apa dan kamar mandi yang hanya sebuah akan menjadi tempat most wanted dalam rumah ini.. wkwkwk..
Dana yang jadi super mepet, dimana ruang fiskal hanya bersisa 35-40% dari gaji untuk biaya kebutuhan sehari2 dan sekolah anak2. Hmhmhm. Semoga gaji tahun depan ga kepotong lebih besar lagi deh, haha. Kalo kepotong > 20% yasalam, ruang fiskal semakin menyempit T.T
Biarlah segala keterbatasan yang ada saat ini, menjadi penyemangat kami untuk memberikan yang terbaik buat keluarga, khususnya anak2.

Terlebih, saia merasa bersalah sama Daffa dan Natha jadi jarang main dan belajar bareng karena di kehamilan ketiga saya begitu ringkih (faktor umur dan ga pernah olahraga keknya hehe..) dan mudah mau pingsan. Sehingga bentar2 pasti tepar, kepala puyenk, mata berkunang2, dll. Deg-degan sih, karena harus di-follow up dengan cek kondisi tubuh, cek darah dan cek urine apakah ada masalah di kehamilan ini. Hasil cek lab sudah di tangan, ada beberapa kondisi yang di bawah standar normal huhuhuu... T.T Uhm, tapi belum ke dokter kandungan lagi siihh,, karena suami dinas terus, bahkan Minggu sudah berangkat.. >.< Semoga sih ga kenapa2, murni karena fisik tubuh yang menurun aja...amiiinnnn....

Ini adalah minggu ke-15 kehamilan. HPL sekitar pertengahan hingga akhir Oktober 2016. Meski sudah menjalani 2x kehamilan dan 2x melahirkan secara normal, ya teteup aja masih berasa insecure dan parno. Kelahiran anak pertama, saya alergi benang jahit dan terdapat belasan jahitan, jadi seperti ada granuloma kata dokternya, sehingga membuat saya harus melakukan treatment 2 hari sekali ke dokter untuk pengobatan selama 2 minggu. Sakiitt,, meenn... Banget!! Kelahiran anak kedua, alhamdulillah jahitan oke, tapi tetap berbilang belasan.. >.< Tiap kali melahirkan, entah kenapa tiap kali mengejan selalu disertai muntah2. Wkwkw, awkward moment jadinya. Peran perawat dan bidan untuk membantu persalinan, jadi punya side job bersihkan muntahan sebuanyak itu dari lantai. Maklum, kami melahirkan hanya di klinik sederhana dan ditangani oleh 1 bidan dan 1 perawat.


Nah,,bagaimana dengan kelahiran anak ketiga besok?? Kita tunggu saja, insya Allah, di bulan Oktober, Hehe.. XD

Friday 27 May 2016

~ Emak Urban yang Galauw ~

Mei 2016.

Blog resmi menganggur selama setahunan. Yaa, alasan ngeles saya sih sibuk. Haha. Sibuk kerja, ya pastilah. Berangkat pagi2 jam 6.30 am, pulang sampe rumah sekitar 6.30 – 7.00 pm. Praktis meninggalkan anak dan rumah selama 12 jam. Wow.
Jam 9an malam, saya kadang sudah angkat bendera putih. Nyerah. Mata sudah low watt untuk bisa main sama anak. So, hanya 2-3 jam sehari saya bisa berinteraksi dengan anak. Wow, again.

Selama 9 jam di kantor, sebenarnya tak sibuk2 amat. Kenyataan dari 9 jam tersebut, ada sekitar 3 jam waktu nganggur, kadang lebih. =p Tapi rasanya sudah malas saja nulis2 cerita, yang seringnya ga jelas untuk mengisi blog. Karena pekerjaan mengarang sudah sering saya lakukan. Dalam pembuatan kajian, surat dinas dan utamanya LHR alias Laporan Hasil Rapat. Mau ngemeng2 lagi sudah berbusa rasanya, andai tangan diibaratkan seperti mulut.

Saya, hanya satu biji dari jutaan kaum urban Jakarta yang juga mengalami rutinitas melelahkan seperti ini. Haha. Rumah di kawasan pinggiran Jakarta, yang hiruk pikuk “menggrudug” kota Jakarta untuk menjadi buruh pemerintah (atau buruh swasta). Sampai rumah lelah yang dirasa, namun anak dan keluarga tetap butuh sapa dan tawa.
Sebenernya agak mellow juga tiap ninggalin anak pas berangkat kerja. Walau sekarang, anak-anak sudah pintar dan mandiri tak lagi mewek melihat kami pergi. Tapi trenyuh juga, seperti mengabaikan mereka dan saya pun 3 bulan ini karena “anak ketiga”, saya tak bisa lagi menemani Daffa belajar. =( saya hanya bisa memasrahkan mereka pada Allah, dan dijaga asisten yang semoga amanah dan awet sama saya. Alhamdulillah dapat asisten yang baik dalam merawat anak2 dan tidak neko2.

Dan ketika sudah dapat asisten yang oke gini, saya slalu berharap dan panjatkan doa, semoga mbak asisten saya ini kerasaaann dan lama bareng saya. Amiiiiinnnnn..... Hahaha.. Lagi2 nasib kalau kedua orang tua bekerja dan meninggalkan anak di rumah. Galau mencari siapa yang akan menemani dan menjaga anak di rumah atau memilih daycare, yang amanah dan bertanggung jawab. Begitulah. Pernah dapat asisten yang kurang oke dalam menjaga anak, dan dengan terpaksa, kami menyudahinya setelah seminggu bekerja. Fufufu.. terpaksa sih karena dari hal yang mendasar, sudah tak dapat ditolerir.

Galau selanjutnya, dalam mencari sekolah anak. Hihi, jadi orang kok galau-an ya saya.. ^^, Di wilayah Bintaro coret sini, biaya sekolah TK dan SD saja sudah mihil2. Kenapa tidak negeri? Hehe, kontrakan dulu dan rumah sekarang ini, deket dengan beberapa SD Negeri. Dan begitulah lingkungan plus kondisinya =( Kami perlu mencari lingkungan yang kondusif dan dilingkari orang2 yang positif, baik di rumah maupun sekolah. Untuk mencari prasyarat itu, TK-SDnya ya lumayan lah merogoh kocek. T.T Dan baru pontang-panting ketika gak punya tabungan sekolah,haha. Maapkeun bundamu Nak, mengambil tabungan sekolahmu tuk bayar DP rumah ^^, Ya,ya,,lagi banyak masalah finansial. Kudu banyak2 berhemat. Jangan kebanyakan olshop, Na.. *nasihatin diri sendiri


Gak tau sampe kapan rutinitas ini terus dijalani. Bersyukur, setidaknya bisa segedung dengan suami. Tak perlu repot2 naik motor sendiri di belantara Jakarta. Atau berdesak2an dalam kereta yang kadang tak manusiawi. Yang kuat ya Na, yang sabar ya Daffa Natha, sehat2 terus ya Ayah.. =) 

Wednesday 30 December 2015

And here the journey continues....


Sebulan sudah saya balik kerja lagi. Sekarang resmi jadi salah satu masyarakat urban di Jakarta, berangkat pagi2 pulang petang2. Heheuu. Nasib kerja di Jakarta kota, sementara tinggal masih di provinsi sebelah, Tangerang Selatan. :D Suami sudah pewe dengan kontrakan mungil kami. Pagi buta bangun, melawan rasa malas, langsung dandan rapi jali pergi ke stasiun. Masuk ke gerbong kereta saling berhimpitan dengan ratusan orang lainnya, lanjut naik taksi ke kantor. Pulangnya, pakai Gojek selip kanan kiri di tengah macetnya Jakarta, berlomba dengan lajunya kereta. Berharap agar bisa mengejar kereta jam setengah enam di Stasiun Palmerah, agar dapat berjumpa keluarga sebelum adzan Maghrib tiba. Eeehh, tapi seringnya dapatnya kereta jam 5.55 pm :D

Berbeda dengan kerjaan saat di Pekanbaru dahulu, karena saya ditempatkan di Kantor Pusat, maka tak berhubungan langsung dengan WP. Malah dengan masuk ke salah satu direktorat, kami merumuskan proses bisnis DJP saat ini dan ke depannya. Yeah, im so exciting about this. Walo sampai sekarang, dan seterusnya ya, terus belajar belajar dan belajar. Kudu lebih ngerti baca2 peraturan, legal drafting, merumuskan SOP dan kawan2nya. Setidaknya, semoga kepindahanku di tempat ini bisa memberikan kontribusi berarti bagi DJP terlebih WP, agar pelayanan lebih baik, pun kepatuhan secara sukarela dari WP juga meningkat.

Rekan-rekan kerja di sini pun keren2. Mayoritas sudah pascasarjana, beasiswa luar negeri semua. Bisa jadi penyemangat kalau mau mengikuti jejak mereka. Heheuu, walo saya masih gamang dan cenderung mengelak untuk pascasarjana, keluar negeri pula. :p Udah mager di Indonesia nih haha. Kalau beasiswa, pinginnya dapet S2 di UGM atau UI aja, yang deket2. Ah tapi masih jangka panjang banget lah ituu,, Gak ada niatan untuk S2 sebenernya. :p Tapi, salut dengan perjuangan teman2 disini meraih S2nya, cerita2 pengalaman2 dan pemikiran2 mereka. Bisa belajar banyak dari mereka.. Walo, teteup, saya tipikal orang yang pemalu dan pendiam di kantor. Wkwkwk. Beberda banget dengan  di rumah, yang kata suami ceriwis abis, apa2 ditanggapin :p


Dengan kenyataan bahwa saya sekarang bekerja di Jakarta, maka suami pun mau tak mau, juga pingin kerja di Jakarta hehe. Meski sudah ada selentingan yang makin digosok makin sip, bahwa angkatan suami bakal disebar ke daerah untuk membantu dalam pencapaian penerimaan. Semoga saja suami bisa kerja sekantor, segedung lagi dengan saia. Amiin. Menjadi masyarakat urban Jakarta setidaknya dalam 5 tahun ke depan, hehe. Saya juga sampai sekarang sedang berusaha bersahabat dengan Jakarta. Dari sebulan kerja, alhamdulillah saya jadi gak mabok kalau naik KRL. Haha,, Naik mobil kadang2, dalam jarak dekat, juga tidak mabok. Tiap hari naik lift, saya jadi ndak pusing mual juga. Naahh,, banyak hal positif ya yang dapat dipetik, hehe. Kalau dulu sehari saja muter Jakarta naik kendaraan umum, pastilah 2 hari ke depannya tepar sakit. Tapi, sekarang sih enjoy aja. Itulah namanya adaptasi. :D Semuanya demi keluarga dan pekerjaan. :p

Sunday 1 November 2015

~ AKHIRNYA SARJANA JUGA... ~


Di umur yang sudah tak muda lagi,, >___< alhamdulillah bisa menyelesaikan skripsi, sidang kompre dengan cukup lancar. Setelah diceritakan sebelumnya, proses mencari ide dan sidang penguji outline skripsi sempat agak terhambat, masih ada beberapa tahapan dalam skripsi yang juga berliku. Hahaa.. Selama 4 bulan setelah sidang outline, saya berkutat dengan tahap input dan olah data yang sesungguhnya tidak mulus T.T

Oke, ralat deh. XD sebenarnya, selama 2 bulan saya agak leha-leha menikmati waktu-waktu di rumah bersama anak-anak. Hehe. Agak lengah sih, karena melihat banyak teman lain yang juga masih banyak tersendat di sidang KPO. Daann,, saya baru tau rasa deh ketika mulai on fire input data, eehhhh selama 3 minggu saya sibuk memahami tentang perpajakan perihal thin capitalization di Australia. Ya, saya menggunakan aturan di Australia karena di Indonesia saat itu belum ada aturan pasti mengenai batasan debt to equity (DER) untuk keperluan pajak. Bahkan, turut serta mengajak Bu Arifah dan Bu Aisyah untuk membantu dan berdiskusi mengenai masalah ini (ada beberapa istilah akuntansi yang saya masih ragu, takut nanti saya salah persepsi ketika memahami dalam sudut pandang pribadiku).

Setelah masalah penghitungan thin capitalization di Australia selesai, mulailah kesulitan lainnya, yakni ketika mulai running data dalam software statistik. Awal mula, saya coba pakai SPSS, eh ga mudhenk. Wkwkwk. Sempat desperate, sampai2 menghubungi jasa olah statistik di Jogja dan Jakarta (mahal bo harganyaaahhh :o ). Dan ketika mereka melihatkan hasilnya (saya ga bayar waktu itu, hahaa... karena mereka baru mulai bayar ketika sudah deal tuk dibaca dkk) saya shocked. Jelek banget hasilnya hahaha, sempat down juga. Diskusi dengan jasa olah statistik tersebut (salah satunya dosen di universitas swasta di Jakarta) tidak memperoleh titik temu dan mereka menyerah dengan data2ku, karena kompleks, meliputi buanyak variabel dan mayoritas variabel dummy hahaha.

Lalu saia heboh ke temen2 lain, dan berusaha belajar software lainnya, yakni Eviews dan STATA. Sebenernya lebih asik STATA karna simpel banget untuk olah data panel, hanya masukkan beberapa kode saja. Namun malang tak dapat ditolak, STATA berhasil diinstall namun gak bisa jalan aplikasinya di laptopku, haha. Mau tak mau, menggunakan Eviews  deh. Sudah berusaha mengeliminasi data dg purpossive sampling tertentu dan utak atik dalam jumlah data dkk, hasil belum oke. Akhirnya saya berusaha menambah jumlah periode waktu agar hasilnya lebih smooth. Yap, kerja keras lagi untuk input data selama 2 periode (2 tahun). Ngebut pake banget karena sudah detik2 batas waktu pengumpulan skripsi. Lalu running Eviews lagi. Begittuuu seterusnya selama hampir sebulan. Muka kusut masam deh hahaha. Akhirnya tiba saatnya hasilnya ternyata cukup bagus setelah perbaikan pelanggaran uji asumsi klasi dengan teknik robust.

Nah, ketika hasil diperoleh, konsultasi dengan dosbing beliau oke, lanjut saya menulis BAB 4, BAB 5 serta memperbaiki BAB 1,2,3. Total waktu yang dibutuhkan hanya 2 hari untuk menulis itu semua, wkwkwk. Ngebut dah pokoknya. Akhirnya dengan semua jerih payah, bisa mengumpulkan skripsi final ke sekre meski terlambat 3 hari dari jadwal. Wkwkwk.

Tiga hari kemudian, langsung sidang skripsi dan sidang komprehensif. Heheeuu. Diuji oleh Bapak Agus Hekso, Ibu Dyah Purwanti dan Ibu Susi Zulfina. *lap keringet. Ga usah lah ya diceritain ditanyain apa2. Pokoknya mah jawab aja dah, sebisanya. Alhamdulillah dapat nilai A- hihihiii.


Dan akhirnya, 30 Oktober 2015 kemarin kami yudisium. Alhamdulillah, semoga ilmunya berkah dan bermanfaat. Walo IPK pas-pasan (pas rata-rata seangkatan XD ), nilainya mirip dengan pas IPK D3 hanya selisih 0,01..hahaha. Lega untuk sementara waktu. Setidaknya lega untuk masalah kuliah. Tapi masih cemas untuk penempatan, haha. Akan kemanakah takdir selanjutnya, setelah sebelumnya saya mengabdi di pekanbaru, lalu ke Jakarta? Akankah terpisah kembali dengan suami terkasih? Entah. Akan menjadi surprise bagi kami. Namun apapun itu, semoga penempatan nanti, menjadikan hijrah ke arah lebih baik, ke tempat yang lebih baik. Bagi saya, anak2 dan keluarga. Amiin. Mohon doanya ya kawan-kawaaannn.. =)
foto bareng temen sedosbing: 2 org summa cumlaude, 2 org nyaris cumlaude.. :p

Wednesday 1 July 2015

Day #14 : The Delicious Choco Cheese Cake

Setelah berhari-hari berkutat dengan sakit, hari ini saya memasak kue ajaaa... sekalian mencoba timbangan bahan kue yang kemarin dibelikan sama suami,,hehee.. Tapi kali ini mau main aman aja,haha.. Kuenya dikukus.. =p Insya Allah dipastikan berhasil kalo ini mah,,hahaa Gak erlu se-tricky memakai oven tangkring murahan kesayangan.. *elus2 oven, takut ngambek.. XD

Sekaligus menghabiskan bahan makanan di kulkas, karena seminggu lagi kami pulang Jogja.. hurraayy... *jingkrak2 Maka diputuskanlah membuat kue Choco Cheese Cake.. Untuk resep kali ini, saya ga ngasal kok,,hehe. Saya nyontek postingan salah satu member di grup Langsung Enak, mbak Rizka Hayyu dengan beberapa penyesuaian dari sayah. Rasanyaa yummy lazizzz.... Sekeluarga suka loohh.. Langsung aja ya capcuuss ke resepnyaahh.. :)

Choco Chesse Cake
Bahan2:
4 butir telur
¼ sdt emulsifier
50 gram coklat batang, lelehkan
70 gram margarin, dibagi dua (masing2 35 gram)
80 gram keju, diparut
85 gram tepung terigu
15 gram tepung maizena
120 gram gula pasir

Cara memasak:
Dalam satu wadah, masukkan telur, emulsifier dan gula pasir. Mixer hingga mengembang dan lembut.
Setelah itu masukkan tepung maizena dan tepung terigu ke dalam adonan mixer, campurkan dengan sendok/spatula, diaduk sampai merata.
Adonan yang sudah merata, dibagi menjadi dua bagian.

Bagian I:
Lelehkan 35gram margarin.
Masukkan margarin tersebut dan keju parut ke dalam bagian pertama adonan tepung, aduk merata, lalu masukkan ke dalam loyang/tupperware.
Siapkan dandang, panaskan. Kemudian masukkan loyang adonan keju ke dalam panci dandang, kukus selama 20 menit.

Bagian II:
Sembari menunggu kukusan adonan keju, mari kerjakan bagian II adonan tepung.
Campurkan 35 gram mentega dan coklat batang, kemudian lelehkan.
Masukkan ke dalam bagian II adonan tepung, aduk sampai merata.
Ketika sudah cukup matang adonan kejunya, angkat loyang dan masukkan adonan coklat ke dalam loyang.
Masukkan kembali ke dalam panci kukusan. Kukus selama sekitar 20 menit.
Lakukan tes tusuk untuk melihat kematangan kue.
Jika sudah matang, maka kue bisa diangkat. Tunggu sebentar, lalu lepaskan dari loyang.
Tunggu agak dingin, maka kue bisa dihiasi sesuai selera.

Saya menghiasnya hanya menggunakan margarin (gak punya butter wkwkwk, hemat beibb,, :p) dan sisa parutan keju. Cukup cantiikk.. :D

#Tips: sebaiknya dalam memasukkan adonan kedua, benar2 tunggu yang adonan dalam kukusan matang. Tadi saya karna ga sabaran keburu ngantar anak sekolah pagi2, memasukkan adonan coklat 15 menit saja, dan ada bagian kecil adonan keju yang hampir matang, tapi belum matang sempurna.


Estimasi waktu: 60 menit
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...